Monday, March 12, 2012

Makalah KDM "Sosialisasi Profesi"

BAB I


PENDAHULUAN


Dalam memahami pengertian profesi, terdapat beberapa pendapat yang mempunyai pandangan terhadap pengertian profesi itu sendiri dintaranya Schein EH(1962) yang memandang bahwa profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu norma yang sangat khusus. Hughes EC (1963) mengartikan profesi adalah mengetahui yang lebih baik tentang suatu hal dari orang lain serta mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya.


Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsikosial dan spiritual yang komprehensif , ditujukan kepada individu , keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.(Lokakarya, 1983)


Pada hakekatnya , keperawatan merupakan salah satu ilmu dan kiat , profesi yang berorientasi pada pelayanan , memiliki empat tingkatan klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan.


Selain mempraktikkan kiat dan ilmu keperawatan, perawat juga mengemban tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap klien, anggota tim, pemberi perawatan kesehatan lainnya , lembaga , dan negara bagian. Perawat adalah anggota TIM dalam sistem layanan kesehatan dan mengemban berbagai peran dan tanggung jawab. Beberapa peran tersebut adalah praktisi , pendidik , peneliti , kolaborator , penasihat , manager kasus , dan administrator.


Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode untuk membantu peserta didik dan perawat pemula mengembangkan gaya berpikir yang mengarah pada penilaian klinis yang tepat. Pendidik perawat asalnya menyusun proses keperawatan sebagai alat pengajaran untuk memandu peserta didik belajar keterampilan berpikir kritis untuk praktik keperawatan. Proses keperawatan dan berbagai model keperawatan dapat dipertimbangkan sebagai “roda latihan” praktik.


Praktik keperawatan profesional diartikan sebagai bentuk penampilan dari hasil tindakan observasi, asuhan, dan konseling dari kondisi sakit, cedera atau ketidakberdayaan dalam mempertahankan kesehatan atau mencegah terjadinya penularan penyakit.



BAB II


PEMBAHASAN


SOSIALISASI PROFESI


Profesionalisasi merupakan suatu proses menuju ke arah profesional. Dalam keperawatan proses tersebut diawali dari persepsi pekerjaan yang sifatnya vokasional menuju ke pekerjaan yang profesional. Demikian juga pendidikan yang dulunya bersifat vokasional kemudian bergeser ke arah pendidikan tinggi keperawatan.


Setelah lokakarya pada tahun 1983 , proses menjadikan diri profesional sudah mulai dirasakan dengan adanya proses pengakuan dari profesi lainnya. Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan di mana dalam menentukan tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.


Adapun perawatan profesional yaitu bahwa bentuk perawatan yaitu bahwa bentuk perawatan ini melengkapi perawatan diri maupun perawatan dasar , atau menggantikannya jika memang diperlukan.



A.PENDIDIKAN DAN SOSIALISASI PROFESI


Penataan Pendidikan Keperawatan


Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan karena melalui pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkan dapat berkualitas. Dalam penataan pendidikan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :


1. Percepatan pertumbuhan pendidikan keperawatan dalam sistem pendidikan nasional dengan menetapkan jenjang dan jenis pendidikan keperawatan mulai dari jenjang pendidikan diploma , sarjana , magister ,dan doktor.


2. Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan keperawatan. Pelaksanaan pengendalian tersebut dilakukan dengan mengadakan pelaksanaan akreditasi pendidikan serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan pendidikan profesi keperawatan.


3. Pengembangan lahan praktek keperawatan dilakukan dengan membentuk komunitas profesional. Pengembangan ini dilakukan untuk pencapaian kompetensi yang ada dengan menerapkan pengalaman-pengalaman belajr klinik dan lapangan bagi calon-calon perawat.


4. Pengembangan dan pembinaan staf akademis menuju terbentuknya masyarakat akademis profesional.


Penataan Pendidikan Berlanjut


Penataan pendidikan keperawatan berkelanjutan merupakan syarat penting dalam mempercepat profesionalisasi keperawatan, karena melalui pendidikan berkelanjutan keperawatan akan selalu berkembang dan terarah dalam mengembangkan spesialisasi atau tingkat kekhususan dalam profesi keperawatan. Untuk menuju penataan tersebut dapat dilakukan dengan :


1. Pengembangan pola pendidikan berkelanjutan. Pengembangan pola ini diharapkan akan lebih memudahkan dalam jangkauan dan pencapaian bagi komunitas perawat agar selalu meningkatkan diri dalam perkembangan ilmu keperawatan.


2. Penyusunan program pendidikan berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan perawat. Proses ini dapat dimulai dengan dengan program sertifikasi dalam keterampilan atau keahlian khusus.


3. Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan pendidikan keperawatan melalui upaya pengembangan pendidikan keperawatan di beberapa tempat pelayanan atau pendidikan.


JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN KEPERAWATAN


Sistem pendidikan tenaga keperawatan merupakan sistem terbuka yang terus berkembang secara terarah , menyeluruh, bertahap dan terkendali hingga mencapai jenjang pendidikan keperawatan paling tinggi. Pelaksanaan sistem ini selalu terintegrasi dan berorientasi pada aspek keilmuan dan aspek keprofesian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Jenjang pendidikan keperawatan yang dimaksud yaitu :


1. Pendidikan Keperawatan Vokasional


Jenis pendidikan ini mencakup Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Selain itu , terdapat jenis pendidikan penjenang kesehatan (SLTP + 2 tahun) yang secara bertahap telah disetarakan dengan SPK sejak tahun 1995.


2. Pogram Pendidikan Jenjang Diploma


a. Program Pendidikan Jenjang Diploma III Keperawatan


Program pendidikan D III Keperawatan ini menghasilkan perawat profesional pemula dengan sebutan ahli Madya Keperawatan. Program D III keperawatan ini dilakukan oleh :


- Lulusan SLTA dengan lama pendidikan 6 semester (3 tahun)


- Lulusan SPK yang akan menempuh pendidikan di jalur khusus, yaitu :


Ø D III khusus RS dengan lama pendidikan 4 semester (2 tahun)


Ø D III khusus puskesmas dengan lama pendidikan 5 semester (2,5 tahun)


Ø D III khusus masa kerja 0 tahun dengan lama pendididkan 6 semester (3 tahun)


b. Program Pendidikan Diploma IV Keperawatan


Pendidikan pada program ini lebih bersifat spesialisasi dalam keperawatan dengan sebutan ahli keperawatan. Jenis spesialisasi keoerawatan ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan dalam bidang medis terutama keperawatan. Jenis-jenis spesialisasi tersebut antara lain keperawatan maternitas , komunitas , keluarga , jiwa , gerontik , dan keperawatan gawat darurat. Lama pendidikan 2 semester (1 tahun) setelah menyelesaikan program D III Keperawatan.


3. Program Pendidikan Sarjana Keperawatan


Program pendidikan sarjana keperawatan menghasilkan lulusan perawat profesional dengan nama gelar Sarjana Keperawatan dan sebutan profesi yaitu Ners.


4. Program Pendidikan Pasca Sarjana Keperawatan


Lulusan program ini diharapkan mampu memenuhi tuntutan sebagai Ners konsultan dan Peneliti. Program pendidikan pascasarjana ini dilaksanakan dengan lama studi 4 semester (2 tahun). Lulusan ini mendapat gelar “Master Keperawatan”.


5. Program Spesialis Keperawatan


Program pendidikan spesialis keperawatan ini menekankan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan profesional hanya pada salah satu disiplin ilmu keperawatan. Dalam hal ini , jenis spesialiasasi berdasarkan peran perlu dipertimbangkan, misalnya Ners pendidik, Ners penyelia , atau Ners peneliti.


6. Program Pendidikan Doktoral


Untuk sementara program ini belum ada di Indonesia sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius pada masa mendatang mengingat semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap profesi ini dan semakin pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.


KURIKIULUM PENDIDIKAN KEPERAWATAN


Kurikulum pendidikan keperawatan disusun berdasarkan hal-hal sebagai berikut ini , yaitu :


1. Peraturan perundang-undangan yang berlaku


2. Kebutuhan masyarakat akan kesehatan


3. Landasan profesi keperawatan yang mantap


4. Jenis dan jenjang pendidikan keperawatan


5. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta orientasi masyarakat dengan tetap memperhatikan kaidah profesi keperawatan.


6. Paradigma keperawatan harus tumbuh dan berkembang berdasarkan pada pandangan filosofi keperawatan.


KERANGKA KONSEP PENDIDIKAN KEPERAWATAN


Kerangka konsep pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup hal-hal sebagai berikut:


1. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Kurikulum pendidikan profesi keperawatan harus disusun dengan tujuan agar peserta didik mampu menguasai ilmu keperawatan dan keterampilan profesional.


2. Memecahkan masalah keperawatan secara ilmiah.


Kurikulum pendidikan keperawatan profesional harus disusun dengan tujuan agar peserta didik mampu memecahkan masalah berdasarkan pada metode ilmiah yang disebut dengan proses keperawatan.


3. Sikap, Tingkah laku , dan Kemampuan Profesional.


Kurikiulum pendidikan keperawatan harus disusun agar mampu membentuk sikap , perilaku , dan kemampuan profesional pada peserta didik dengan tetap memperhatikan kode etik keperawatan.


4. Belajar Aktif dan Mandiri


Kurikulum pendidikan keperawatan yang disusun harus mampu memfasilitasi peserta didik agar terstimulasi untuk belajar secara aktif dan mandiri serta menumbuhkan minat belajar yang berkelanjutan.


5. Pendidikan di Masyarakat


Kurikulum pendidikan keperawatan harus disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sehingga peserta didik ampu memahami kebutuhan tersebut dan tidak mengalami kesulitan pada saat memberikan pelayanan.


Berdasarkan penggunaan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan ini , maka keperawatan dapat dikatakan sebagai profesi yang sejajar dengan profesi dokter ,apoteker , dokter gigi dan lain-lain. Dengan demikian keperawatan dapat dikatakan sebagai profesi karna memiliki :


- Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (scientific nursing)


- Memiliki kode etik profesi


- Memiliki lingkup dan wewenang praktek keperawatan berdasarkan standar praktek keperawatan atau standar asuhan keperawatan yang bersifat dinamis.


- Memiliki organisasi profesi



B.MODEL-MODEL SOSIALISASI PROFESI


Model praktik keperawatan adalah diskripsi/gambaran dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan filosofi , konsep , dan teori keperawatan.


Tujuan model keperawatan , yaitu sebagai berikut :


a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan


b. Mengurangi konflik , tumpang tindih , dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.


c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.


d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.


e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.
 
 
 KONSEP MODEL KEPERAWATAN


A. Model Keperawatan Menurut Peplau


Model keperawatan ini lebih bersifat psikodinamis yang mencakup kemampuan untuk memahami diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan prinsip hubungan antar manusia.


Peplau membagi paradigma keperawatan menjadi empat komponen utama berikut ini, yaitu :


1. Keperawatan


2. Manusia


3. Lingkungan


4. Sehat


Model keperawatan menurut Peplau ini memiliki empat komponen sentral yang mencakup proses interpersonal , perawat , klien , dan ansietas.


1. Interpersonal


a. Komponen ini menggambarkan metode penggunaan transformasi energi atau ansietas klien oleh perawat.


b. Proses interpersonal terdiri atas 4 fase, yaitu :


· Fase Orientasi


Dalam fase ini terjadi proses pengumpulan data , dan proses membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien.


· Fase Identifikasi


Dalam fase ini perawat berupaya dapat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melalsanakan asuhan keperawatan berdasarkan kliennya.


· Fase Eksplorasi


Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat di dalamnya.


· Fase Resolusi


Dalam fase ini klien secara bertahap membebaskan diri dari ketergantungan dengan tenaga profesional.


2. Perawat


Dalam melaksanakan model Peplau , perawat berperan sebagai berikut :


a. Sebagai mitra kerja


b. Sebagai sumber informasi


c. Sebagai pendidik


d. Sebagai pemimpin


e. Sebagai wali/pengganti


f. Sebagai konselor





3. Klien


Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.


4. Ansietas


Ansietas adalah konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya ansietas meningkat. Oleh karena itu , perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas meningkat.



Aplikasi Model Peplau dalam keperawatan


1. Aplikasi dalam proses keperawatan


a. Tahap orientasi : tahap pengkajian dan diagnosis keperawatan


b. Tahap identifikasi : tahap perencanaan


c. Tahap eksplorasi : tahap implementasi


d. Tahap resolusi : tahap evaluasi




2. Aplikasi dalam riset keperawatan


Model Peplau banyak dipakai pada riset kesehatan mental khususnya berhubungan dengan tingkat ansietas


3. Aplikasi dalam pendidikan keperawatan


Model ini dipakai pada tatanan psikiatri di tingkat pengetahuan dasar dalam metode primer one-to-one relationship.


4. Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional


Model ini dapat diterapkan dalam praktik profesional berikut ini.


a. Praktik keperawatan psikoterapi


b. Praktik komunikasi antara perawat dan pasien


c. Praktik interpersonal melalui peran dan tahapan keperawatan






B. Model Keperawatan Menurut Neuman


Model Neuman menggambarkan peran dan fungsi perawat yang bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan dalam satu sistem yang terbuka merupakan rangkaian dari input , proses , dan output. Sistem ini berfungsi sebagai penyaring untuk fungsi tertentu.


Paradigma keperawatan menurut Neuman tebagi atas empat komponen yaitu :


1. Manusia / Klien


Manusia adalah gabungan dari hubungan berbagai variabel , seperti fisiologi , psikologi , dan sosio-kultural.


2. Lingkungan


Menurut Neuman mencakup semua faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem.


3. Kesehatan


Kesehatan sebagai satu kondisi terpenuhinya semua kebutuhan dan terciptanya keselarasan antar elemen-elemen individu.


4. Keperawatan


Keperawatan adalah bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan sistem sosial di sekitarnya yang mempunyai hubungan saling ketergantungan. Keperawatan mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem di sekitarnya dan berupaya mengoptimalkan fungsi dan kelangsungan hidup seluruh sistem.


5. Komunitas


Komunitas adalah salah satu saran pelayanan keperawatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup komunitas adalah struktur fisik , tempat , riwayat masyarakat , usia , ras , dan komposisi jenis kelamin dalam suatu populasi.


Aplikasi Model Neuman dalam Asuhan Keperawatan


Model ini banyak digunakan untuk melakukan pengkajian di komunitas dan keluarga , misalnya mengkaji stresor primer, sekunder , dan tertier untuk menentukan apakah stresor tersebut telah sampai pada tahap mengganggu garis pertahanan. Stresor primer mencakup perkawinan , dan kedatangan anak dalam keluarga sedangkan stresor sekunder mencakup tidak bekerja/PHK , bencana alam , dan kematian anggota keluarga.


C. Model Adaptasi ROY


Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan yakni keperawatan , tenaga kesehatan , lingkungan dan sehat.


1. Elemen keperawatan


Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan. Keperawatan memberikan perbaikan pada manusia sebagai satu kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.


2. Elemen manusia


Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi , yaitu suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol , keluaran dan umpan balik. Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat sebagai sistem kehidupan yang terbuka , adaptif , melakukan pertukaran dengan energi dengan zat/benda dan lingkungan.


3. Elemen lingkungan


Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, kendaraan dan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.


4. Elemen sehat


Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada makhluk (hidup) dan terintegrasi dalam individu seutuhnya.


Aplikasi Model Adaptasi Roy


Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan , dan sebagai pedoman dalam memberikan perawatan pada anak-anak , lansia , dan di komunitas. Model ini lebih menekankan pada faktor psikologis.


D. Model Sistem Perilaku Johnson


Model ini adalah perpaduan antara teori, konsep, ilmu perilaku dan ilmu biologi dengan sistem rencana kerja yang mengutamakan teori stres dan adaptasi.


Dalam model ini setiap individu dipandang sebagai sistem perilaku yang berusaha mencapai keseimbangan dan stabilitas baik di dalam maupun di luar , mengatur dan menyesuaikan dengan pengaruh lingkungan, serta mempelajari pola respons. Apabila pengarahan terlalu kuat dan individu tersebut tidak mampu mengatasinya/menyesuaikan maka fungsi kapasitas akan menurun dan terjadi inefisiensi serta pemborosan tenaga.



C.PARTISIPASI AKTIF PERAWAT DALAM SOSIALISASI PROFESIONALNYA SENDIRI


PERAN PERAWAT


Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang dengan kedudukan dalam sistem , di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari sebagian pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien , koordinator , kolaborator , konsultan dan peneliti.


a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan


Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.



b. Peran sebagai advokat klien


Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengembalian persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak pelayanan sebaik-baiknya , hak atas informasi tentang penyakitnya , hak atas privasi , hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.



c. Peran edukator


Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan , gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan , sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.



d. Peran koordinator


Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.


e. Peran kolaborator


Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
 
 
f. Peran konsultan


Peran di sini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.


g. Peran pembaharu


Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama , perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.


h. Peran manager (pengelola)


Perawat mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam mengelola layanan keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan (rumah sakit , puskesmas , dsb) maupun tatanan pendidikan yang berada dalam tanggung jawabnya sesuai dengan konsep managemen keperawatan. Managemen keperawatan dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan layanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan , pengobatan , dan rasa aman kepada pasien/keluarga/masyarakat (Gillies, 1985). Dengan demikian , perawat telah menjalankan fungsi managerial keperawatan yang meliputi planning , organizing , actuating , staffing , directing , dan controlling.

Selain itu , adapun peran perawat menurut lokakarya (1983) yang membagi menjadi empat peran , yaitu :


1. Peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan


2. Peran perawat sebagai pendidik dalam keperawatan


3. Peran perawat sebagai pengelola layanan dan institusi keperawatan


4. Peran perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan



FUNGSI PERAWAT


Fungsi adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.


Tujuh fungsi perawat , yaitu :


1. Melaksanakan instruksi oleh dokter


2. Observasi gejala dan respons pasien yang berhubungan dengan penyakit dan penyebabnya


3. Memantau pasien, menyusun, dan memperbaiki rencana keperawatan secara terus-menerus berdasarkan pada kondisi dan kemampuan pasien


4. Supervisi semua pihak yang ikut terlibat dalam perawatan pasien


5. Mencatat dan melaporkan keadaan pasien


6. Melaksanakan prosedur dan teknik keperawatan


7. Memberikan pengarahan dan penyuluhan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental

0 comments:

Post a Comment